Senin, 14 November 2011


SUPPORTING EVIDENCES AND MONITORING TO DEVELOP SCHOOL-BASED CURRICULUM FOR JUNIOR HIGH SCHOOL MATHEMATICS IN INDONESIA

By : Dr. Marsigit, M. A.
Reviewed by: Fikri Hermawan

Menurut hasil penelitian yang relevan (Herawati Susilo, 2003), di Indonesia minat anak-anak dalam pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam masih rendah. Selain itu, kemampuan anak dalam memahami konsep dan proses matematika juga masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Ujian Nasional yang kurang maksimal. Permasalahan tersebut dapat diakibatkan dari sisi murid, guru, fasilitas, sistem pendidikan yang tidak komprehensif, ketidakselarasan objek pendidikan, kurikulum dan sistem evaluasi pendidikan. Sebagai tindak lanjut permasalahan ini, pemerintah berusaha menekan adanya isu-isu pendidikan dan segera mengimplemantasikan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diterapkan pada tahun 2006/2007. Kebijaksanaan ini tentu berkibat pada aspek kemandirian program pendidikan, pengembangan silabus, peningkatan kompetensi guru, fasilitas pembelajaran, anggaran pendidikan, keterlibatan masyarakat, sistem evaluasi dan jaminan mutu. Dalam pengembangan silabus, standar kompetensi harus terperinci sesuai dengan kompetensi dasar.

Pengembangan kurikulum, khususnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk matematika SMP, membutuhkan penelitian yang mendalam dan komprehensif dalam semua aspek yang meliputi: (1) kesempatan belajar matematika bagi semua, (2) kurikulum bukan kumpulan bahan pelajaran akan tetapi seharusnya merupakan refleksi yang koheren dengan kegiatan matematika, (3) pengajaran guru yang sesuai dan komprehensif, (4) pengembangan konsep matematika yang mendalam, (5) penilaian pembelajaran yang dilakukan guru, dan (6) menerapkan berbagai metode pembejalaran yang sesuai.

Dalam meningkatkan kualitas pendidikan matematika, pemerintah pusat seharusnya: menegaskan peran guru yang tidak hanya sebatas mengajar saja tetapi seharusnya mampu memfasilitasi murid, menegaskan kembali peran kepala sekolah yang seharusnya mendukung pengembangan guru dengan training, pelatihan maupun workshop, menegaskan kembali peran sekolah, supervisor, dan juga sistem pendidikan nasional. Dengan adanya kurikulum yang baru ini, guru dapat lebih merespon apa yang menjadi kebutuhan pembelajaran siswa untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar