SUPPORTING EVIDENCES AND MONITORING TO DEVELOP SCHOOL-BASED CURRICULUM FOR JUNIOR HIGH
SCHOOL MATHEMATICS IN INDONESIA
By : Dr.
Marsigit, M. A.
Reviewed by: Fikri
Hermawan
Menurut hasil
penelitian yang relevan (Herawati Susilo, 2003), di Indonesia minat anak-anak
dalam pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam masih rendah. Selain itu,
kemampuan anak dalam memahami konsep dan proses matematika juga masih rendah.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil Ujian Nasional yang kurang maksimal.
Permasalahan tersebut dapat diakibatkan dari sisi murid, guru, fasilitas,
sistem pendidikan yang tidak komprehensif, ketidakselarasan objek pendidikan,
kurikulum dan sistem evaluasi pendidikan. Sebagai tindak lanjut permasalahan
ini, pemerintah berusaha menekan adanya isu-isu pendidikan dan segera
mengimplemantasikan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang mulai diterapkan pada tahun 2006/2007. Kebijaksanaan ini tentu
berkibat pada aspek kemandirian program pendidikan, pengembangan silabus, peningkatan
kompetensi guru, fasilitas pembelajaran, anggaran pendidikan, keterlibatan
masyarakat, sistem evaluasi dan jaminan mutu. Dalam pengembangan silabus,
standar kompetensi harus terperinci sesuai dengan kompetensi dasar.
Pengembangan
kurikulum, khususnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk
matematika SMP, membutuhkan penelitian yang mendalam dan komprehensif dalam
semua aspek yang meliputi: (1) kesempatan belajar matematika bagi semua, (2)
kurikulum bukan kumpulan bahan pelajaran akan tetapi seharusnya merupakan
refleksi yang koheren dengan kegiatan matematika, (3) pengajaran guru yang
sesuai dan komprehensif, (4) pengembangan konsep matematika yang mendalam, (5)
penilaian pembelajaran yang dilakukan guru, dan (6) menerapkan berbagai metode pembejalaran
yang sesuai.
Dalam
meningkatkan kualitas pendidikan matematika, pemerintah pusat seharusnya:
menegaskan peran guru yang tidak hanya sebatas mengajar saja tetapi seharusnya
mampu memfasilitasi murid, menegaskan kembali peran kepala sekolah yang seharusnya
mendukung pengembangan guru dengan training, pelatihan maupun workshop,
menegaskan kembali peran sekolah, supervisor, dan juga sistem pendidikan
nasional. Dengan adanya kurikulum yang baru ini, guru dapat lebih merespon apa
yang menjadi kebutuhan pembelajaran siswa untuk meningkatkan dan mengoptimalkan
kemampuan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar