Kamis, 08 Desember 2011


DEVELOPING MATHEMATICS EDUCATION IN INDONESIA

By: Dr. Marsigit, M.A.
Reviewed by: Fikri Hermawan

Gambaran umum pada saat proses kegiatan pembelajaran di Indonesia adalah guru memberikan dan menjelaskan mengenai materi pelajaran yang diikuti oleh siswa-siswa yang menggunakan kertas dan pensil untuk mencatat materi pelajaran yang guru sampaikan.  Fungsi guru sebagai tokoh sentral dalam menentukan kegiatan dan melakukan instruksi di dalam kelas. Dan siswa jarang aktif terlibat dalam pembelajaran secara langsung apakah dari siswa satu ke siswa yang lain atau memulai proses interaksi dengan orang lain. Kebanyakan guru yang diamati menghabiskan sebagian besar waktu untuk menyampaikan informasi kepada siswa, sehingga papan tulis sejauh ini bantuan visual yang paling umum dan sangat sering digunakan guru untuk menulis daripada untuk melakukan presentasi guna sebagai tempat menuangkan ide-ide siswa mengenai materi pelajaran.

Dalam mempersiapkan guru-guru Sekolah Dasar dan Menengah, banyak sekali masalah yang dihadapi seperti orang-orang yang mendaftar (input) untuk LPTK memiliki potensi akademis yang rendah dan LPTK swasta dengan kualitas rendah yang juga ikut memproduksi guru Matematika dan IPA sehingga dikhawatirkan akan menghasilkan output yang rendah juga. Pelatihan guru Matematika dan IPA tidak terorganisir dan sistematis, baik dari segi konten dan manajemen.

Sedangkan di bidang kurikulum, ditemukan bahwa: (a) masih banyak guru mengalami kesulitan dalam menganalisis isi dari Garis Besar Program Pengajaran (GBPP), (b) sejumlah materi Matematika dan IPA yang dianggap sulit bagi guru untuk mengajar, (c) sebagian besar anak-anak mempertimbangkan beberapa materi Matematika dan IPA sulit dipahami, (d) guru menganggap bahwa urutan beberapa topik perlu diatur kembali, (e) guru menganggap bahwa aspek-aspek matematika perlu disederhanakan, (f) guru menganggap bahwa mereka perlu pedoman untuk melakukan proses mengajar  menggunakan ilmu pendekatan keterampilan proses.

Dengan berbagai masalah tersebut, maka sudah selayaknya kita tidak tingggal diam untuk segera mengatasi dan mencoba untuk lebih mengembangkan serta meningkatkan pendidikan di indonesia. Salah satu yang telah dilakukan adalah dengan melakukan kerjasama internasional dalam pengembangan pendidikan khusunya matematika dan IPA. Kerja sama JICA IMSTEP yang merupakan proyek pengembangan pengajaran pendidikan matematika dan IPA telah berjalan sejak 1 Oktober 1998. Diharapkan bahwa sejumlah kegiatan JICA IMSTEP dilakukan untuk meningkatkan praktek mengajar guru di sekolah.

 Dua kegiatan yang direvisi termasuk dalam Project Design Matrix adalah "Untuk melakukan uji coba dalam meningkatkan pendidikan matematika dan IPA di sekolah dasar / menengah" (UU 19/01) dan "Untuk bertukar pengalaman tentang kurikulum dan implementasinya dengan sekolah-sekolah dan dalam layanan lembaga-lembaga pelatihan guru ". (UU 1-20). Kedua kegiatan yang ditambahkan untuk mengakomodasi harapan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa hasil dari proyek harus memiliki efek langsung ke sekolah.

Pemerintah Indonesia berusaha untuk mengatasi berbagai masalah terkini terkait dalam masalah pendidikan dan mengambil tindakan untuk menerapkan kurikulum baru "Kurikulum Berbasis Kompetensi" untuk pendidikan dasar dan menengah yang efektif dimulai pada tahun akademik 2004/2005. Kebijakan ini secara logis akan menyiratkan beberapa aspek berikut: program otonomi pendidikan, mengembangkan silabus, meningkatkan kompetensi guru, fasilitas belajar, penganggaran pendidikan, pemberdayaan masyarakat, sistem evaluasi dan jaminan kualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar