DEVELOPING MATHEMATICS EDUCATION IN INDONESIA
By:
Dr. Marsigit, M.A.
Reviewed
by: Fikri Hermawan
Gambaran umum pada saat proses
kegiatan pembelajaran di Indonesia adalah guru memberikan dan menjelaskan
mengenai materi pelajaran yang diikuti oleh siswa-siswa yang menggunakan kertas
dan pensil untuk mencatat materi pelajaran yang guru sampaikan. Fungsi guru sebagai tokoh sentral dalam
menentukan kegiatan dan melakukan instruksi di dalam kelas. Dan siswa jarang
aktif terlibat dalam pembelajaran secara langsung apakah dari siswa satu ke
siswa yang lain atau memulai proses interaksi dengan orang lain. Kebanyakan
guru yang diamati menghabiskan sebagian besar waktu untuk menyampaikan
informasi kepada siswa, sehingga papan tulis sejauh ini bantuan visual yang
paling umum dan sangat sering digunakan guru untuk menulis daripada untuk
melakukan presentasi guna sebagai tempat menuangkan ide-ide siswa mengenai
materi pelajaran.
Dalam mempersiapkan guru-guru
Sekolah Dasar dan Menengah, banyak sekali masalah yang dihadapi seperti
orang-orang yang mendaftar (input) untuk LPTK memiliki potensi akademis yang
rendah dan LPTK swasta dengan kualitas rendah yang juga ikut memproduksi guru
Matematika dan IPA sehingga dikhawatirkan akan menghasilkan output yang rendah
juga. Pelatihan guru Matematika dan IPA tidak terorganisir dan sistematis, baik
dari segi konten dan manajemen.
Sedangkan di bidang kurikulum,
ditemukan bahwa: (a) masih banyak guru mengalami kesulitan dalam menganalisis
isi dari Garis Besar Program Pengajaran (GBPP), (b) sejumlah materi Matematika
dan IPA yang dianggap sulit bagi guru untuk mengajar, (c) sebagian besar
anak-anak mempertimbangkan beberapa materi Matematika dan IPA sulit dipahami,
(d) guru menganggap bahwa urutan beberapa topik perlu diatur kembali, (e) guru
menganggap bahwa aspek-aspek matematika perlu disederhanakan, (f) guru
menganggap bahwa mereka perlu pedoman untuk melakukan proses mengajar menggunakan ilmu pendekatan keterampilan
proses.
Dengan berbagai masalah
tersebut, maka sudah selayaknya kita tidak tingggal diam untuk segera mengatasi
dan mencoba untuk lebih mengembangkan serta meningkatkan pendidikan di
indonesia. Salah satu yang telah dilakukan adalah dengan melakukan kerjasama
internasional dalam pengembangan pendidikan khusunya matematika dan IPA. Kerja
sama JICA IMSTEP yang merupakan proyek pengembangan pengajaran pendidikan
matematika dan IPA telah berjalan sejak 1 Oktober 1998. Diharapkan bahwa
sejumlah kegiatan JICA IMSTEP dilakukan untuk meningkatkan praktek mengajar
guru di sekolah.
Dua kegiatan yang direvisi termasuk dalam
Project Design Matrix adalah "Untuk melakukan uji coba dalam meningkatkan
pendidikan matematika dan IPA di sekolah dasar / menengah" (UU 19/01) dan
"Untuk bertukar pengalaman tentang kurikulum dan implementasinya dengan
sekolah-sekolah dan dalam layanan lembaga-lembaga pelatihan guru ". (UU
1-20). Kedua kegiatan yang ditambahkan untuk mengakomodasi harapan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa hasil dari proyek harus memiliki
efek langsung ke sekolah.
Pemerintah Indonesia berusaha
untuk mengatasi berbagai masalah terkini terkait dalam masalah pendidikan dan
mengambil tindakan untuk menerapkan kurikulum baru "Kurikulum Berbasis
Kompetensi" untuk pendidikan dasar dan menengah yang efektif dimulai pada
tahun akademik 2004/2005. Kebijakan ini secara logis akan menyiratkan beberapa
aspek berikut: program otonomi pendidikan, mengembangkan silabus, meningkatkan
kompetensi guru, fasilitas belajar, penganggaran pendidikan, pemberdayaan
masyarakat, sistem evaluasi dan jaminan kualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar