Selasa, 27 September 2011


The Iceberg Approach of Learning Fractions in Junior High School:
Teachers’ Simulations of Prior to Lesson Study Activities

By: Dr. Marsigit, M.A.
Reviewed by: Fikri Hermawan

Standar Nasional Pengajaran Matematika adalah kompetensi minimum yang harus dilakukan oleh siswa, meliputi kompetensi afektif, kognitif dan psikomotor. Hal ini berarti bahwa pemerintah mendorong peran guru untuk mengembangkan kecakapan siswa dengan berusaha membuat lingkungan yang optimal untuk mendukung kegiatan siswa. Pembelajaran matematika di SMP memiliki fungsi untuk mendorong siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan mampu berkolaborasi dengan orang lain.
Para siswa perlu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang mencakup baik masalah tertutup dan terbuka. Dalam memecahkan masalah, siswa perlu kreatif untuk mengembangkan banyak cara dan alternatif, untuk mengembangkan model matematika, dan untuk memperkirakan hasilnya. Disarankan bahwa dalam mengajar belajar matematika dasar, siswa memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi masalah matematika kontekstual dan realistis.
Pendekatan kontekstual dan realistis direkomendasikan untuk dikembangkan oleh guru untuk mendorong pemikiran matematika di sekolah dasar. Dengan pendekatan ini, ada harapan bahwa siswa dapat menguasai langkah demi langkah dalam belajar matematika secara antusias. Untuk membuat mereka belajar mengajar matematika lebih efektif, guru juga perlu mengembangkan sumber daya seperti teknologi informasi, alat bantu pengajaran dan media lainnya.
Matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan situasi kehidupan sehari-sehari. Namun kata ‘realistis’ tidak hanya merujuk pada dunia nyata, tetapi juga mengacu pada masalah situasi yang nyata dalam pikiran siswa. Menurut Iceberg, titik awal urutan belajar yang memberikan pengalaman nyata kepada siswa sehingga mereka melibatkan langsung dalam kegiatan matematika yang dilakukannya. Dalam rangka untuk memanfaatkan pengetahuan matematika siswa, pendekatan ini harus digunakan melalui potensi belajar terurut.
Dalam pembelajaran materi pecahan, banyak guru  membawa banyak pemahaman informal fraksi untuk usaha mereka dalam mengembangkan metode Iceberg untuk mengajar pecahan. Dalam mengembangkan metode Iceberg dalam mengajar, para guru mengharapkan ada kecenderungan bahwa siswa mereka akan mempertimbangkan fraksi tidak hanya sebagai angka keseluruhan, tetapi juga proporsi atau bilangan rasional.
Meskipun dengan metode Iceberg dapat memperkuat siswa untuk membangun konsep-konsep mereka sendiri dari fraksi, tetapi masih ada kesulitan bagi siswa untuk memecahkan masalah yang diungkapkan secara simbolis. Namun, mereka mampu untuk memecahkan masalah yang sama yang dinyatakan dalam konteks situasi dunia nyata. Sebagian besar guru mengakui bahwa representasi fraksi bisa menjadi tugas yang sangat abstrak dan sulit bagi siswa. Tetapi mereka juga mengakui bahwa metode Iceberg adalah pendekatan yang sangat penting dan berguna untuk mengajar fraksi di SMP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar