PHILOSOPHICAL
AND
THEORETICAL
GROUND
OF
MATHEMATICS
EDUCATION
By: Dr.
Marsigit, M.A.
Reviewed by:
Fikri Hermawan
1. Filsafat Pendidikan Matematika
Dalam perpektif yang lebih umum, dapat
dikatakan bahwa filosofi pendidikan matematika bertujuan untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang status dan dasar objek dan metode
pendidikan matematika yaitu klarifikasi yang ontologis dari sifat masing-masing
komponen pendidikan matematika dan mengklarifikasi secara epistemologis
apakah semua pernyataan yang bermakna pendidikan matematika memiliki tujuan dan menentukan kebenaran.
2.
Ideologi Pendidikan
Matematika
Ideologi pendidikan matematika mencakup sistem kepercayaan yang mana
jalan pendidikan matematika tersebut diimplementasikan. Mereka mencakup
radikal, konservatif, liberal, dan
demokrasi. Perbedaan ideologi pendidikan matematika dapat memimpin perbedaan tentang bagaimana mengembangkan dan mengelola pengetahuan, pengajaran, pembelajaran, dan
sekolah. Dalam situasi pembelajaran terkait dengan aktivitas yang dilakukan selama
periode waktu tertentu yang berisikan refleksi pribadi yang membuat adanya rasa keterlibatan dalam kegiatan tersebut.
demokrasi. Perbedaan ideologi pendidikan matematika dapat memimpin perbedaan tentang bagaimana mengembangkan dan mengelola pengetahuan, pengajaran, pembelajaran, dan
sekolah. Dalam situasi pembelajaran terkait dengan aktivitas yang dilakukan selama
periode waktu tertentu yang berisikan refleksi pribadi yang membuat adanya rasa keterlibatan dalam kegiatan tersebut.
3.
Sifat Matematika dan
Matematika Sekolah
Ide-ide matematika terdiri dari susunan pemikiran oleh si pemikirnya
di kedua ruang dan waktu. Namun setiap dua orang
membangun ruang dan waktu berbeda, yang kemudian munculah
kesulitan bagi orang-orang berbagi bagaimana mereka melihat sesuatu. Selanjutnya, pemikiran matematika selalu kontinyu dan evolusi, sedangkan ide-ide matematika konvensional sering diperlakukan seolah-olah mereka memiliki kualitas statis tertentu. Tugas untuk kedua guru dan siswa adalah untuk menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Kita sedang berhadapan dengan masalah yang selalu bergerak kesana kemari yakni antara melihat matematika ekstra-diskursif dan melihatnya sebagai produk dari aktivitas manusia. Dalam rangka untuk mempromosikan inovasi dalam pendidikan matematika, guru perlu mengubah paradigma mereka tentang jenis matematika apa yang harus diajarkan di sekolah. Ebbutt, S. dan Straker, A. (1995) mengusulkan matematika sekolah untuk didefinisikan dan ini diimplikasikan untuk mengajar sebagai berikut:
kesulitan bagi orang-orang berbagi bagaimana mereka melihat sesuatu. Selanjutnya, pemikiran matematika selalu kontinyu dan evolusi, sedangkan ide-ide matematika konvensional sering diperlakukan seolah-olah mereka memiliki kualitas statis tertentu. Tugas untuk kedua guru dan siswa adalah untuk menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Kita sedang berhadapan dengan masalah yang selalu bergerak kesana kemari yakni antara melihat matematika ekstra-diskursif dan melihatnya sebagai produk dari aktivitas manusia. Dalam rangka untuk mempromosikan inovasi dalam pendidikan matematika, guru perlu mengubah paradigma mereka tentang jenis matematika apa yang harus diajarkan di sekolah. Ebbutt, S. dan Straker, A. (1995) mengusulkan matematika sekolah untuk didefinisikan dan ini diimplikasikan untuk mengajar sebagai berikut:
a.
Matematika adalah
mencari pola dan hubungan
Sebagai mencari pola dan hubungan, matematika dapat dirasakan sebagai suatu jaringan ide yang saling terkait. Guru dapat membantu siswa belajar matematika dengan memberi mereka kesempatan untuk menemukan dan menyelidiki pola, dan untuk menggambarkan dan mencatat hubungan mereka menemukan; eksplorasi mendorong dan percobaan dengan mencoba hal dalam cara yang berbeda sebanyak mungkin.
Sebagai mencari pola dan hubungan, matematika dapat dirasakan sebagai suatu jaringan ide yang saling terkait. Guru dapat membantu siswa belajar matematika dengan memberi mereka kesempatan untuk menemukan dan menyelidiki pola, dan untuk menggambarkan dan mencatat hubungan mereka menemukan; eksplorasi mendorong dan percobaan dengan mencoba hal dalam cara yang berbeda sebanyak mungkin.
b.
Matematika adalah
kegiatan kreatif, yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan
Guru dapat membantu siswa dengan mendorong inisiatif, orisinalitas
dan berpikir divergen, merangsang rasa ingin tahu, mendorong pertanyaan, dugaan dan
prediksi.
c.
Matematika adalah cara
pemecahan masalah
d.
Matematika adalah
sarana mengkomunikasikan informasi atau ide-ide
Bahasa dan komunikasi grafis merupakan aspek penting dari matematika belajar. Dengan grafik
berbicara, rekaman, dan gambar dan diagram, anak-anak dapat melihat bahwa
matematika dapat digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan dan informasi. Oleh karena itu, guru
dapat membantu siswa belajar matematika dengan menciptakan peluang untuk mendeskripsikan
sifat, memberikan waktu baik untuk percakapan informal dan diskusi yang lebih formal tentang
matematika ide, mendorong siswa untuk membaca dan menulis tentang matematika.
4.
Tujuan Pendidikan Matematika
Secara filosofis, tujuan pendidikan
matematika merupakan bentuk perluasan dari gerakan kembali
ke dasar pengajaran aritmatika, sertifikasi, transfer pengetahuan, kreativitas,
sampai untuk mengembangkan pemahaman siswa. Sementara ada yang menyatakan
bahwa tujuannya adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang benar tentang
matematika. Jadi tujuan pendidikan matematika harus memungkinkan siswa
untuk menyadari, memahami, mempertimbangkan, memanfaatkan dan kadang-kadang juga
melakukan penerapan matematika dalam masyarakat, dalam situasi yang khusus yang
penting dalam kehidupan pribadi, sosial dan profesional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar